Halaman

Rabu, 19 Januari 2011

Ingin Kaya, Jadilah ‘TECHNOPRENEUR’


Bandar Lampung (lampost): peluang menjadi technopreneur atau entrepreneur di bidang teknologi informasi terbuka luas.
Siapa pun yang ingin kaya dengan menjadi entrepreneur via internet tinggal memanfaakan peluang yang ada di pasaran. Demikian benang merah seminar nasional teknologi informasi dengan tema web entrepreneur: “sukses berbisnis via internet” yang digelar Himpunan mahsiswa teknik informatika STMIK Teknokrat, kamis (6-1).


Kegiatan ini menghadirkan dua pembicara, yakni Romi Satria Wahono (Pendiri Ilmukomputer.com) dan Juny Maimun (Pendiri Indowebster.com) , dengan moderator Heri wardoyo (Lampung Post). Acara diikuti 600 peserta yang berasal dari mahasiswa dan kalangan umum.
Romi mengatakan era kesuksesan para pengusaha dibidang eksploitasi sumber daya alam akan berakhir. “saat ini di Amerika, 7 dari 10 orang terkaya di Amerika adalah pengusaha di bidang teknologi informasi atau computer seperti Bill gates, “ujarnya.
Menurut Romi , untuk menjadi technoentrepreneur tidaklah sulit. Siapapun, mulai dari ibu rumah tangga, mahasiswa, dosen hingga PNS berpeluang menjadi pengusaha di bidan ini.
“tinggal kita melihat peluang pasar, barang apa yang dibutuhkan. Setelah barang diproduksi kita tinggal memasarkannya via internet , “ kata dia.
Persoalannya, membuat aplikasi desktop tidaklah mudah, rumit dan membutuhkan keahlian khusus. Namun hal itu bisa diatasi jika para technopreneur mau belajar dan terus belajar.
Menurut Romi, saat ini pengguna internet di Indonesia mencapai 30 juta orang. Sedang pengguna telepon genggam mencapai 151 juta orang, oleh sebab itu peluang untuk menjadi pengusaha dibidang mobile application terbuka lebih lebar.
“membuat program untuk mobile application jauh lebih sederhana dan mudah. Ini juga perlu dilirik dan dikembangkan oleh mahasiswa dan dosen untuk bisa menjadi pengusaha kaya ,”kata Romi.
Sementara itu , Juny Maimun mengatakan dia mempelopori open source atau penyebaran ilmu dan teknologi gratis. “kalau semua orang go open source, tidak ada orang yang kelaparan . sebab, dengan open source membuka peluang kontribusi kepada semua orang, tidak hanya untuk kalangan tertentu, namun semua orang mampu menikmatinya, “ kata dia.
Ketua yayasan Teknokrat Mahathir Muhammad menuturkan pihaknya menargetkan Teknokrat menjadi perguruan tinggi yang mampu menghasilkan para wirausahawan. “ kami mendukung lulusan dari jurusan apapun untuk menjadi entrepreneur. Oleh sebab itu, kami mengajak mahasiswa dan masyarakat untuk membuka wawasan usaha dibidang teknologi informasi, “kata dia.
Menurut Mahathir, selama ini sebagian besar masyarakat masih terpaku pada usaha di bidang konversional. Padahal usaha via internet juga sangat menggiurkan hasilnya.

sumber:teknokrat.ac.id

Jumat, 07 Januari 2011

End

Intrinsic value is an ethical and philosophic property. It is the ethical or philosophic value that an object has "in itself" or "for its own sake", as an intrinsic property. An object with intrinsic value may be regarded as an end or end-in-itself.

It is contrasted with instrumental value (or extrinsic value), the value of which depends on how much it generates intrinsic value. For an eudaemonist, happiness has intrinsic value, while having a family may not have intrinsic value, yet be instrumental, since it generates happiness. Intrinsic value is a term employed in axiology, the study of quality or value.




Guest

Diberdayakan oleh Blogger.
FREE EBOOK

Indonesia

 

Copyright © 2010 Fresh Themes Gallery | Enda Wijaya. All Rights Reserved. Powered by Blogger and Distributed by Enda Wijaya .

SELAMAT DATANG DI BLOG ENDA WIJAYA | TINGGALKAN PESAN KRITIK DAN SARAN